Pelayanan RS Syekh Yusuf Kallong Tala Mengececawakan, Pasien dan Keluarganya di Bebani Biaya, Lalu Mana KESEHATAN GRATISNYA ?
Media Indonesia Hebat- Pelayanan Dokter dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kallong Tala Sungguminasa Gowa dipertanyakan sejumlah keluarga pasien. Hamdiana (20) warga Kaddaro Bo'bo Desa Tamannyeleng Kec Barombong Kab Gowa masuk dirumah sakit Kallong Tala akibat penyakit kepala yang dideritanya tak mau berhenti.
"Keluarga Pasien yang berang terhadap pelayanan RSUD. Syekh Yusuf Kallong Tala Sungguminasa Gowa"
Hamdiana masuk dirawat hari Senin 26/6 sampai tanggal 1 bulan 7-2017. Di rawat inap di rumah sakit tersebut selama 5 hari dan berada di salah satu kamar lantai 3. Pihak keluarga sangat berang karena dibebankan pembayaran uang perawatan sebesar Rp 1.547.500.
Pada hal pasien tersebut dari awal masuk hanya menggunakan KK /KTP. Orang tua Handiana yang hanya penjual ikan keliling tentu merasa sangat berat dengan biaya rumah sakit itu sebesar itu, lalu dimana letak kesehatan gratis kalau seperti ini jadinya, mencekik leher orang kecil, orang miskin, beber kelaurga Hamdiana.
Kecuali kalau pihak keluarga mau mendaftarkan sebagai pasien umum, maka ada ruangan kamar yang tersedia kata dokter ataupun perawat waktu itu.
Karena pasien yang sudah tidak tahan dengan rasa sakit di bagian kepalanya, dengan sangat terpaksa, pihak keluarga yang sudah bingung tentu menyetujui masuk pasien umum agar tidak dirujuk ke Makassar. Walau merasa sangat berat dengan beban biaya rawat Inap. Karena secara otomatis harus membayar biaya rumah sakit selama dirawap.
Sementara obat di apotik rumah sakit tidak tersedia, karena setiap dikasi resef dokter selalu dikatakan tidak ada. Sehingga sangat terpaksa beli langsung di luar Apotik. Selama 5 hari di rawap inap pembelian obat hampir mencapai Rp 2 juta.
Maka semakin lengkaplah penderitaan orang tua Hamdiana mengingat orang tuanya hanya penjual ikan keliling kampung, ujar keluarga Hardiana yang sempat bersitegang di rumah sakit.
Namun yang paling disayangkan pihak keluarga Hamdiana karena ketika masuk diruang UGD, pihak rumah sakit mau merujuk ke Makassar kalau hanya menggunakan KK atau KTP.
Tapi kalau didaftar sebagai pasien Umum disediakan tempat perawatan berupa kamar, sungguh aturan yang mengada-ngada dengan program kesehatan gratisnya Pemkab Gowa tentu saja Bupati Adnan Purictha Ichsan. Keluhan ini melengkapi dari sekian banyak permasalahan layanan kesehatan di Rumah Sakit Syehk Yusuf Kallong Tala Gowa, bebernya.
Pihak keluarga sangat menyayangkan perlakuan yang sepertinya sudah terstruktur karena dilakukan secara bersama-sama antara pihak dokter dan perawat. Sekalipun pada akhirnya pasien dalam usia belia (20) menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan selama 5 hari dan meninggal setelah keluar dari rumah sakit.
Hamdiana keluar dari rumah sakit karena tidak mendapatkan layanan kesehatan yang tepat, khususnya persoalan obat yang tidak tersedia di Apotik Rumah Sakit tersebut. Diperparah lagi pelayanan perawat dan dokter yang mau merujuk kalau hanya menggunakan KK atau KTP sehingga berlarut-larut pelayanannya.
Karena mendahulukan sistim administrasinya ketimbang layanan kemanusiaannya, ungkap sejumlah keluarga pasien yang perna merasakan bagaimana susahnya mendapatkan pelayanan kesehatan jika hanya orang miskin alias pengguna Kartu Keluarga atau KTP. Gratis dimulut tapi mencekik dalam prakteknya, ujar sumber sangat kesal.
Pihak keluarga meminta keluar karena merasa tidak mampu membayar biaya rumah sakit. Hamdiana dirawat inap selama 5 hari dengan beban biaya Rp 1.547.500, belum lagi pembelian obat yang hampir mencapai Rp 2 juta dengan membeli langsung di Apotik luar Rumah Sakit Syekh Yusuf Kallong Tala Sungguminasa Gowa.
Lebih mengherankan lagi karena saat masuk dikamar lantai 3 pihak perawat memberikan rinciannya bahwa biaya kamar per malam sebesar Rp 350.000. Namun setelah keluar dirincikan lagi dan berobah harga kamarnya menjadi Rp 437.500 dalam perharinya. Pihak keluarga kebingungan karena pihak rumah sakit yang kebetulan waktu itu ada dokter yang menanganinya bersih kuku harus dibayar oleh keluarga pasien sebesar Rp 1.547.500 selama 5 hari.
Pihak rumah sakit harus bertanggung jawab atas perlakuan yang dialami pasien dan keluarganya. Mana tanggung jawab Kesehatan gratis yang didengun-dengunkan pihak pemerintah Gowa saat ini kalau cara kerja bawahannya membodohi masyarakat, katanya gratis dan membantu masyarakat lemah namun nyatanya mencekik leher keluarga miskin.
Mengapa pihak Rumah Sakit sewenang-wenang terhadap orang sakit apa lagi keluarga yang hanya orang tuanya penjual ikan keliling ? Ujar salah seorang keluarga Hamdiana, Daeng Sijaya kepada media Indonesia Hebat. Com. Lebih jauh dikatakan bahwa kalau begini cara kerja pihak rumah sakit, apa artinya kesehatan gratis yang di dengun-dengunkan pihak Pemda Gowa melalui Bupati lama sampai ke bupati baru, ujarnya dengan rasa kecewa.
Sementara pihak RSUD Syehk Yusuf melalui KTU, Zainuddin Jufri diruang kerjanya menjelaskan bahwa terkadang pasien tidak memahami aturan RS padahal kita sudah bekerja sesuai aturan yang berlaku. Untuk ruang kelas 1 dan 2 memang diperuntukkan untuk peserta Askes kelas 1 dan 2, karena untuk pasien yang menggunakan KK atau KTP disediakan kelas 3. Waktu itu kelas 3 kebetulan pool, dan yang ada cuma ruang kelas 1 dan 2.
Sehingga waktu itu disarankan untuk dirujuk ke Makassar, ujar KTU Zainuddin Jufri. Karena pasien ngotot mau di sini terpaksa perawat sampaikan yang ada hanya kelas, 1 dan 2, kalau keluarga pasien mau, maka harga perkamarnya seperti ini, sambil memperlihatkan daftar harga inap RSUD Syehk Yusuf oleh perawat dan dokter waktu itu. (KS/Media Indonesia Hebat.com).
0 komentar :
Posting Komentar