Info update
Loading...
Rabu, 27 Juni 2018

NA Bersama Rakyat, Tumbangkan Tembok Berlin Dan Memutus Mata Rantai Kekuasaan Di Sulsel


Agenda besar sekaligus pesta rakyat melalui Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel,  telah usai. Sesuai hasil awal diketahui melalui quick count menempatkan Prof Andalan (Prof. Nurdin Abdullah dan AndI Sudirman Sulaiman) sebagai jawara di quick. Dengan perolehan suara signifikan NA-ASS melaju meninggalkan 3 pasangan rifal seterunya.
Prediksi kemenangan pasangan ini sudah banyak diketahui warga melalui survey. Terakhir,  dari delapan lembaga survey pasangan NA-ASS diunggukan lima lembaga survey nasional
Pembuatan kerja-kerja ilmiah ini terbukti pada Rabu, 27 Juni 2018, sekaligus merupakan hari bersejarah bagi warga Sulawesi Selatan. Selama Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan dihelat, baru kali ini ada wakil dari Selatan menjadi pemimpin Sulsel untuk 5 tahun ke depan.
Bukan hanya itu, fenomena  lain yang terjadi adalah Nurdin Abdullah (NA) adalah penumbang politik dinasti. Sama dilakukan ketika pertama kali diminta menjadi bupati di Bantaeng, NA mampu keokkan Dinasti Asikin Sultan.
Tahun 2008-2013, Nurdin Abdullah, mampu mengalahkan politik dinasti di Bantaeng yang saat itu dikuasai oleh keluarga Azikin Sultan bahkan NA “oppo” dengan menciptakan record kemenangan 87 persen pada periode kedua.
Hari ini terulang lagi, dimana Nurdin Abdullah maju sebagai Calon Gubernur Sulsel mampu menggunguli tiga kandidat lainnya, termasuk Ikhsan Yasin Limpo dikenal tak lain adalah adik kandung Syahrul Yasin Limpo yang merupakan mantan Gubernur Sulsel 2 periode.
Nurdin Abdullah dari kalangan akademisi yang besar dipolitik tanpa berpartai, ternyata mampu menumbangkan dinasti politik di Sulsel.
Sosok dirinya,  konsep ditawarkan serta kerja nyata di Bantaeng, membangun daerah terkecil di Sulsel ini ternyata mampu membuat masyarakat Sulsel menjadi terpikat dan memilihnya sebagai Gubernur Sulawesi Selatan.
Namun, rangkaian kemenangan NA-ASS lebih disebabkan pemilih di Sulsel memperlihatkan sifat rasional tanpa mengacuhkan issu yang dilempar dan dikembangkan secara cerdas dan massif dari lawan politik.
Serangan demi serangan dialamatkan kepadanya, namun pendukung dan relawan NA-ASS  tak menghiraukannya sampai di finis, mereka terpilih karena kerja nyata di Banteng. Seperti itulah yang dituturkan salah satu sahabatnya Benny Nurdin Yusuf satu hari sebelum pencoblosan di Kafe CDL Sungguminasa kepada Karya Indonesia News.com. Dikatakan Benny,  NA itu betul-betul petarung, pekerja keras tidak banyak beretorika, membuktikannya antara teori dengan praktek. (KS.KIN.com)

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top