Sejumlah Kalangan Pertanyakan, Proyek Pengaspalan Dinas PU Yang Ada di Tengah Hutan ?
Gowa, Proyek jalan aspal di tengah hutan, kini marak diperbincankan masyarakat. Bahkan proyek ini dianggap siluman karena berada di tengah hutan dan jauh dari perkampungan, apalagi tidak diketahui pemerintah setempat dan masyarakat.
Gowa (Karya Indonesia) - Proyek pengerjaan Jalan aspal 2011 dengan jarak 1,3 km antara Kelurahan Pattapang dan Desa Tonasa Kecamatan Tinggimoncong diantara Lingkungan Bullaleang serta Lingkungan Langkowa dianggap siluman oleh masyarakat, Senin, 20 Agustus 2018.
Mantan Lurah Pattapang, Aplis, saat ditemui mengatakan jika Jalan Aspal tersebut sejak tahun 2011 ini pihak kelurahan tidak mengetahui adanya pekerjaan itu.
"Pekerjaan di batas antara Kelurahan Pattapang dan Desa Tonasa tidak diketahui siapa pemenang tender karena kami di kelurahan tidak mengetahui siapa yang kerja," pungkasnya.
Usut punya usut. Bagaimana tidak, jika tiap proyek yang dikerjakan pihak pemenang tender tidak melibatkan pihak kelurahan setempat. Hingga dikatakan Mantan Lurah Pattapang bahwa pihaknya sama sekali tidak terlibat.
"Kami tidak mengetahui setiap ada proyek yang masuk di kelurahan, tidak ada yang melapor baik pihak pemenang tender dan pihak kecamatan. Selama saya menjadi kepala kelurahan tidak pernah dilibatkan dalam setiap pekerjaan," ungkap Mantan Lurah 11 tahun itu.
Dihimpun dari berbagai sumber di lapangan. Proyek tersebut memiliki perjanjian kontrak kerjasama pemeliharaan Jalan antara pihak Pengelola Kebun Teh dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gowa. Rencananya akses Jalan tersebut mengarah hingga ke Kebun Teh untuk kepentingan Transportasi.
Saat dikonfirmasi, H.Ibrahim selaku Tokoh Masyarakat membenarkan Proyek Pekerjaan Jalan Aspal di batas antara Desa Tonasa dan Kelurahan Pattapang memang tidak diketahui siapa yang mengerjakan.
"Itu jalan Aspal batas antara Kelurahan Pattapang dan Desa Tonasa proyek Siluman," tegasnya.
Lanjut ia juga mengatakan jika akses jalan tersebut tidak bermanfaat bagi masyarakat sebab ujung jalan tersebut adalah hutan.
"Akses Jalan Aspal itu tidak bermanfaat bagi masyarakat karena ujungnya jalan ini di tengah hutan, lagian siapa mau lewat, ini bisa dimanfaatkan oleh penebang hutan adanya Akses jalan tersebut," pungkasnya.
Maka itu dia berharap agar proyek Jalan Pengaspalan selanjutnya tidak di tempatkan di Tengah hutan.
"Kiranya Pemerintah Kabupaten jika mau melakukan pekerjaan jalan aspal di wilayah kami jangan kerja di tengah hutan yang tidak ada penghuninya, masih banyak jalan yang perlu diperhatikan di wilayah kami yang sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa di jalani," harap H.Ibrahim saat ditemui media.(KS/KIN)
0 komentar :
Posting Komentar