Info update
Loading...
Rabu, 26 Desember 2018

Kebiri ADD, Polres Gowa "Kerangkeng" Mantan Kades Dan 2 Aparat Desa Tinggimae

Sudah saatnya ADD mendapat toropon dari aparat penegak hukum, banyak kades kaya mendadak karena diduga tilep Anggaran Dana Desa ?

Sungguminasa (Karya Indonesia) Mantap, Aparat penegak hukum Polres Gowa menjalankan penegakan hukum dengan tidak pandang bulu. Mantan Kades bersama 2 orang digelandang di Mapolres Gowa.
Ketiga orang tersebut, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD) yang terjadi di Desa Tinggimae Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.
Hasil pemeriksaan diungkapkan Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga, didampingi Kasat Reskrim Akp Herly Purnama saat menggelar press conference, Rabu (26/12).
Keberhasilan ini merupakan kerjasama yang dilakukan Polres Gowa bersama Inspektorat Pemkab Gowa selaku APIP (Aparatur Pengawasan Internal Pemerintah) daerah,” pungkas Shinto Silitonga.
Ketiga tersangka masing-masing, FH (60 thn) mantan Kepala Desa Tinggimae, RM (31 thn) Kaur Keuangan Desa Tinggimae, dan AP (52 thn) Sekretaris BPD Tinggimae.
Berdasarkan hasil audit terhadap penggunaan ADD Desa Tinggimae, mencapai kerugian negara hingga sebesar Rp. 773.657.978, utamanya dalam penggunaan ADD tahun 2016 dan 2017,” beber Kapolres.
Adapun kronologisnya berawal dari dana ADD yang diperuntukkan untuk pembangunan jalan tani, namun faktanya pelaku hanya mengerjakan sebagian kecil, bahkan dengan berani membuat pertanggungjawaban laporan fiktif seolah-olah pembangunan itu telah dilaksanakan.
Sejumlah barang bukti pun berhasil diamankan dari pelaku, diantaranya 2 rekening koran, laporan realisasi APBD tahun 2016-2017, 11 buah stempel berbagai toko, 9 buah buku tabungan, 4 lembar kwitansi, 2 lembar slip setiran, sebuah laptop dan komputer serta printer.
“Penyidik juga mengamankan dari pelaku 8 blok nota kosong berbagai macam toko dan 4 buah buku catatan pengeluran dan pemasukan,” jelas Shinto.
Kapolres juga menyebutkan bahwa pihaknya akan mengembangkan kemana dana-dana tersebut disalurkan bahkan akan memberlakukan “Reversel Evidence”, yakni dengan menyita seluruh uang yang ada di rekening pelaku, untuk dibuktikan bahwa uang tersebut bukanlah hasil dari kejahatan.
“Jadi kami menghimbau kepada seluruh aparatur desa dan lurah agar senantiasa mengelola ADD yang diberikan negara dengan benar dan tepat, sesuai peruntukkannya yakni untuk kemakmuran masyarakat,” tegas Shinto Silitonga.
Ketiga pelaku kini dijerat dengan Pasal 2 subs Pasal 3 UU No.20 Tahun 2001 ttg perubahan atas UU No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana dengan ancaman pidana penjara paling lama 20 tahun.(Kadir Sijaya)

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top