Info update
Loading...
Minggu, 17 Februari 2019

Hebat, Pemuda Kampung Dapat Kepercayaan Sebagai PLT Presiden AMSA

Hebat, Pemuda kampung dapat kepercayaan sebagai PLT Presiden AMSA. Wawan Nur Rewa Aktivis yang terkena virus akal tidak sehat karena kritik kebijakan kampus yang dianggap bertentangan dengan kehidupan mahasiswa khususnya dalam kampus.
Gowa (Karya Indonesia) Pemuda bercita-cita setinggi langit lebih baik dibandingkan bercita-cita setinggi kepala. Perjalanan sosok anak kampung asal Sulawesi Selatan ini yang tidak pernah surut dalam berjuang, sosok yang berprofesi Jurnalis itu rupanya tidak semua mengetahui latar belakangnya.
Wawan Nur Rewa, lahir di Makassar pada 12 Maret 1994. Ia muncul di publik sejak tahun 2014 lewat gerakan demonstrasi. Dalam perjalanan yang amat kelam dalam dunia kampus, Wawan sapaan akrabnya Wawan Nur Rewa, namanya pernah tercatat di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) fakultas Sosial Politik (Sospol) jurusan Ilmu Administrasi Negara pada tahun 2013.

Ia adalah salah satu dari ratusan mahasiswa yang terkena virus akal tidak sehat (intervensi), Wawan tersingkir dari kampus sejak 2015-2016, karena hobinya mengkritik kebijakan kampus yang tidak pro kepada mahasiswa.

Sosok pemuda yang satu ini mungkin belum banyak yang mengenali tetapi di kalangan aktifis pemuda Muslim Asean, sosoknya sangat familiar. Kini ia diamanahkan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Asean Muslim Students Association (AMSA).

Juga saat ini ditunjuk langsung oleh president AMSA ASEAN terpilih Mr. Safwan Noor lewat musyawarah sebagai Pelaksana Tugas (PLT) President AMSA Indonesia saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Summit III, di kabupaten kayong utara, kalimantan barat yang dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, bapak Imam Nahrawi, sabtu, 18 november 2017.

Sebelum ditunjuk menjadi pelaksana tugas (PLT) President AMSA Indonesia yang merupakan putra asli Sulawesi Selatan itu, telah mengalami berbagai pasang surut dan kenyang pengalaman hidup, termasuk terbiasa hidup prihatin agar bisa tetap berproses di dunia international.

Wawan, PLT President AMSA Indonesia, lahir dari keluarga sederhana, tidak memiliki harta melimpah, tapi terdidik dari orangtua yang penuh kasih sayang. Ia mengaku terinspirasi serta termotivasi dari perjuangan hidup kedua orangtuanya.

Semasa Sekolah Dasar hingga lulus di SMA, ia tak punya prestasi yang baik. Tapi hal itu tidak menyurutkannya untuk terus mencoba menjadi yang terbaik. Ia melanjutkan kuliah S1 di salah satu kampus swasta di Kota Makassar.

Selama kuliah di dua tahun pertama, ia menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya dan sekelilingnya, ia juga sempat terancam putus kuliah akibat minimnya ekonomi keluarganya, kegigihan itu terlihat saat dirinya harus menempuh jalan sendiri dan memperlebar pergaulan di kalangan mahasiswa lainnya.

Besar di jalanan bagi dia sangat menyenangkan, banyak pelajaran dan ilmu pengetahuan yang amat berarti dibandingkan duduk di dalam kelas. Perjuangannya untuk bisa melanjutkan kuliah tidak membuatnya melupakan organisasi.

Aktif menjadi aktifis di berbagai organisasi kepemudaan. Semasa kuliah ia pernah menjadi mahasiswa pelopor gerakan untuk tampil menjadi (publik figur) di daerahnya, berbagai OKP di jabatnya maupun pengurus Himpunan dan Bem dikampusnya.

Berbagai jabatan di tingkat Universitas dan Daerah tidak membuatnya lebih mudah dalam bergaul dengan aktifis di tingkat nasional dan international. Ia aktif mengikuti berbagai aktifitas dan demontsrasi guna berkontribusi untuk perubahan bangsa.

Pengalaman international ia cicipi dengan menjadi delegasi Summit II AMSA di Malaysia, Syimposium PPI Dunia di Mesir dan event lainya seperti event kepemudaan di Asia Tenggara.

Pria yang gemar membaca dan menulis ini menjadi inspirator bagi pelajar muslim asean saat ini, siapa sangka orang yang terlahir dari kalangan kurang mampuh bisa menjadi tokoh pemuda muslim asean di umur yang masih muda.

Dengan pengalaman dan prestasinya sebagai aktifis, ia menyakini masih banyak pemuda yang lebih baik darinya. Ia berharap saat ini pemuda tidak diam dan harus berani untuk mengambil resiko dengan cara melangkah untuk maju dan melakukan perubahan secara massif.(Kadir Sijaya)

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top