Mantap, Tari Massal Paddekko Tampil Di HUT 17 Agustus Di Lapangan Bontocaradde.
GOWA (KARYA INDONESIA) Dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2019, hampir seluruh elemen masyarakat tak ingin ketinggalan melaksanakannya. Tak terkecuali para pemuda-pemudi yang ada di Kecamatan Bontonompo sangat antusias di hari kemerdekaan ini.
Kali ini terasa lain dari biasanya, karena disuguhi penampilan Tarian Massal yang berjumlah 200 penari terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan menampilkan "Tari Massal Paddekko"
Kemeriahannya sangat luar biasa dengan pakaian adat " baju tradisi bugis Makassar (Baju Bodo). Para penari melenggang dengan Bakul (Baku') dan Tampi (Paddinging) sebagai properti dalam tarian yang melambangkan pesta panen rakyat.
Menurut Penata Tarinya (Koreografernya) Aswani Azis, S.Sn Dg Ratu, yang alumni perguruan tinggi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI YK) jurusan seni Tari (Penciptaan Tari) bahwa "Tarian massal Paddekko" ini sengaja diciptakannya untuk mengingatkan kepada masyarakat luas, bahwa Tradisi Paddekko ini sudah hampir punah, dan bisa jadi anak-anak sekarang sudah sangat jarang melihatnya.
Ini tantangan kedepan, agar budaya dan kearifan lokal tetap lestari, sehingga tidak hilang begitu saja, dan berharap semoga pemerintah mau memperhatikan adat budaya kita yang saat ini sudah hampir punah, ujar Aswani Dg Ratu.
Pada hal ini menjadi kebanggan masa lalu kita, khususnya masyarakat di desa-desa. Ini sangat menarik karena melibatkan langsung penari ratusan orang dan berkolaborasi pemusik dan pemain Lesung (paddekko), beber Aswani Dg Ratu.
Ini tantangan kedepan, agar budaya dan kearifan lokal tetap lestari, sehingga tidak hilang begitu saja, dan berharap semoga pemerintah mau memperhatikan adat budaya kita yang saat ini sudah hampir punah, ujar Aswani Dg Ratu.
Pada hal ini menjadi kebanggan masa lalu kita, khususnya masyarakat di desa-desa. Ini sangat menarik karena melibatkan langsung penari ratusan orang dan berkolaborasi pemusik dan pemain Lesung (paddekko), beber Aswani Dg Ratu.
Melibatkan penari 200 orang dan pemain Paddekko 8 orang , pamanca 17 orang dan pemusik 6 orang tentu semakin meriah dengan hentakan Tunrung Pakanjara, renjang-renjang tumbu se're oleh seniman tradisional yang dipimpin bapak Erang Dangko
17 Agustus adalah momen bersejarah, bagi bangsa INDONESIA tentu saja disambut dengan berbagai kegiatan positif seperti ini. Atas prakarsa dan inisiatif pemuda yang tergabung dalam Sanggar Seni Ikambe Bontokangkasa Pimpinan Kadir Sijaya.
Mampu berkaloborasi dengan Sanggar Seni Tubarania, dan Sanggar Panrita Art menampilkan "Tari Tradisional Paddekko Massal" dengan melibatkan 200 orang lebih dengan penata musik tradisional kawakan, Bapak Erang, Dg Tona, Wahyubi, Rahmat Yurika, Syahrul Rasyid dan Agus.
Mampu berkaloborasi dengan Sanggar Seni Tubarania, dan Sanggar Panrita Art menampilkan "Tari Tradisional Paddekko Massal" dengan melibatkan 200 orang lebih dengan penata musik tradisional kawakan, Bapak Erang, Dg Tona, Wahyubi, Rahmat Yurika, Syahrul Rasyid dan Agus.
Masyarakat Kecamatan Bontonompo, sangat mengapresiasi atas penampilan Tari Massal yang dibawakan langsung penata tari, ibu Aswani Sijaya, S.Sn Dg Ratu, dibantu Wardiman Nompo, Dg Tona' sekaligus penggagas tari massal ini
Dengan pakaian adat tradisional baju bodo berbagai warna, tentu semakin menambah kemeriahan para penari dengan wadah Bakul dan Tampi di lapangan Bontocaradde. Kesuksesan ini tidak terlepas dari dukungan penuh bapak Sekcam Bontonompo (Bpk Daeng Taba), yang telah memberikan supportnya dari proses latihan sampai pada pelaksanaannya di 17 Agustus. Bahkan Sekcam berjanji akan memberikan dukungan finansialnya agar kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik.
Demikian halnya kepada siswa-siswi dari SMA 3 Bontonompo, SMA 13 Bontonompo Selatan, SMK Garudaya SMP Neg 1 Bontonompo, SMP PGRI Barembeng, SMP 3 Annasappu, SMP 4 Passallangngang, SD Inpres Ta'buakkang, SD Bontorikong dan SD Inpres Centre Rappokaleleng yang telah direkrut menjadi penari massal tersebut (Red/KaryaindonesiaNews.com)
Dengan pakaian adat tradisional baju bodo berbagai warna, tentu semakin menambah kemeriahan para penari dengan wadah Bakul dan Tampi di lapangan Bontocaradde. Kesuksesan ini tidak terlepas dari dukungan penuh bapak Sekcam Bontonompo (Bpk Daeng Taba), yang telah memberikan supportnya dari proses latihan sampai pada pelaksanaannya di 17 Agustus. Bahkan Sekcam berjanji akan memberikan dukungan finansialnya agar kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik.
Demikian halnya kepada siswa-siswi dari SMA 3 Bontonompo, SMA 13 Bontonompo Selatan, SMK Garudaya SMP Neg 1 Bontonompo, SMP PGRI Barembeng, SMP 3 Annasappu, SMP 4 Passallangngang, SD Inpres Ta'buakkang, SD Bontorikong dan SD Inpres Centre Rappokaleleng yang telah direkrut menjadi penari massal tersebut (Red/KaryaindonesiaNews.com)
0 komentar :
Posting Komentar