Ahli Waris Yang Terkena Pelebaran Bandara Hasanuddin Minta Pemerintah Adil Dalam Pembebasan Lahan Warga, Agar Segara Ganti "Untung"
MAROS (MEDIA INDONESIA HEBAT) Puluhan masyarakat pemilik lahan yang terdapat di kampung Baddo-Baddo dan Pao-Pao Kab Maros berharap agar segera diganti rugi tanahnya yang masuk dalam pelebaran Bandara menurut pemilik lahan, sampai saat ini belum mendapatkan pembayaran khususnya yang masuk perluasan Bandara dan sudah dipagari.Pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin hampir tiga kali lipat jumlah penumpangnya setiap tahunnya. Namun masih belasan pemilik lahan belum terselesaikan pembayarannya. Sementara tanah warga sudah dipagari, sekalipun warga atau pemiliknya masih membajaknya dengan menghasilkan padi.
Sebagai mana yang di katakan pihak manajemen atau pun pimpinan bahwa Bandara Sultan Hasanuddin Makassar akan diperlebar, namun tanah lokasi yang masuk dalam pelebaran belum diselesaikan ganti ruginya sampai sekarang. Sementara tanah-tanah warga sudah dipagari.
Sebagai mana yang di katakan pihak manajemen atau pun pimpinan bahwa Bandara Sultan Hasanuddin Makassar akan diperlebar, namun tanah lokasi yang masuk dalam pelebaran belum diselesaikan ganti ruginya sampai sekarang. Sementara tanah-tanah warga sudah dipagari.
Dengan adanya pelebaran bandara pihak pemilik lokasi yang terkena pelebaran harusnya gembira. Namun sampai kini menyisakan rasa kesedihan pemiliknya. Kami relakan lahan kami, tapi tolong diganti rugi secepatnya, ujar sejumlah ahli waris kepada Media Indonesia hebat, Senin/ 27/5/2024.
Lebih jauh di katakannya, bahwa kami pemegang rincik asli sampai saat ini, tanah kami yang terletak di kampung Baddo-Baddo masih kami tanami padi, walaupun kami resah karena sudah dalam pagar Bandara sebagian. Sebenarnya tidak adil bagi kami rakyat kecil seperti ini, mengapa pemerintah berbuat seperti itu, tanah kami diambil duluan, dipagari duluan sementara ganti ruginya belum kami terima, ujar Ahli waris.
Di katakan bahwa seharusnya pemerintah atau pihak Bandara memprioritaskan pembayaran ketimbang dengan pemagaran nya. Bayangkan kalau lahan kami sudah dalam pagar Bandara sementara ganti ruginya belum kami dapatkan, ujar mereka ramai-ramai kepada media ini.
Dikatakan lagi, mereka hanya membuat laporan salah, kalau tanah kami sudah selesai dibayar, itu bohong sekali. Kami bersama pemilik lahan lain belum dibayar sampai sekarang. Lahan kami terletak Baddo-Baddo pas sebelah kanan jalanan masuk Bandara yang saat ini sudah ditimbun sebagian karena sudah berlangsung pembangunan proyek Bandara Hasanuddin.
Untuk itu kami mohon kepada bapak Presiden sebelum berakhir masa jabatannya, agar diselesaikan kasian, ujar nya. Kami hanya orang kecil, tak berdaya, kami hanya menuntut hak kami yang diambil negara untuk kepentingan negara.
Lebih jauh di katakannya, bahwa kami pemegang rincik asli sampai saat ini, tanah kami yang terletak di kampung Baddo-Baddo masih kami tanami padi, walaupun kami resah karena sudah dalam pagar Bandara sebagian. Sebenarnya tidak adil bagi kami rakyat kecil seperti ini, mengapa pemerintah berbuat seperti itu, tanah kami diambil duluan, dipagari duluan sementara ganti ruginya belum kami terima, ujar Ahli waris.
Di katakan bahwa seharusnya pemerintah atau pihak Bandara memprioritaskan pembayaran ketimbang dengan pemagaran nya. Bayangkan kalau lahan kami sudah dalam pagar Bandara sementara ganti ruginya belum kami dapatkan, ujar mereka ramai-ramai kepada media ini.
Dikatakan lagi, mereka hanya membuat laporan salah, kalau tanah kami sudah selesai dibayar, itu bohong sekali. Kami bersama pemilik lahan lain belum dibayar sampai sekarang. Lahan kami terletak Baddo-Baddo pas sebelah kanan jalanan masuk Bandara yang saat ini sudah ditimbun sebagian karena sudah berlangsung pembangunan proyek Bandara Hasanuddin.
Semoga Bapak Pak Jokowi, agar segera memerintahkan bawahannya untuk menyelesaikan lahan kami ini.
Kami orang kecil, hidup kami sudah susah pak, untuk itu tolong kami agar hak-hak kami dapatkan melalui pembayaran lahan yang terkena proyek pelebaran Bandara ini. Kami hanya menuntut hak dan meminta keadilan pemerintah, ujar ujar kuasa keluarga mewakili belasan pemilik lahan.
Kami orang kecil, hidup kami sudah susah pak, untuk itu tolong kami agar hak-hak kami dapatkan melalui pembayaran lahan yang terkena proyek pelebaran Bandara ini. Kami hanya menuntut hak dan meminta keadilan pemerintah, ujar ujar kuasa keluarga mewakili belasan pemilik lahan.
Kami punya bukti surat sampai sekarang belum dibayar. Olehnya itu bapak Presiden Jokowi yang kami banggakan, yang kami pilih waktu suksesi, tolonglah agar diakhir Masa jabatannya ini bisa diselesaikan tanah kami. (RED/MIH/KS)
Pemilik lahan yang masih hidup ini belum dibayarkan ganti ruginya pada hal tanah mereka sudah dipagari. (Dokumen Media Indonesia hebat- Red 085231167173)
0 komentar :
Posting Komentar