Info update
Loading...
Sabtu, 15 Februari 2020

GUBERNUR NA JADI TUMPUAN HARAPAN PULUHAN PEMILIK LAHAN YANG TERKENA PERLUASAN BANDARA HASANUDDIN


"Pemilik lahan, Mansyur bersama waketum Gowa-mo saat croscek lokasi Pao-Pao milik warga"

MAROS (KARYA INDONESIA) Harapan terbesar dari warga yang belum menerima pembebasan atas lahannya yang terkena perluasan Bandara, kini tertumpuh kepada sang Professor. Beliau adalah sosok yang dekat dengan rakyat kecil, pro terhadap nasib warga yang terzalimi. 

Hal ini menyusul kegagalan pemerintah pendahulu, yang tidak menyelesaikannya sampai berakhir masa jabatannya sebagai Gubernur, Syahrul YL Untuk itu di tangan bapak Nurdin Abdullah, puluhan warga memohon agar ada penyelesaian pembayaran yang masih tersisa dan belum menerima ganti rugi padahal sudah masuk pagar Bandara, beber Dg Mangung. 
Kalau selama ini warga hanya disuruh bersabar, karena belum ada pembayaran ataupun belum sampai katanya, tapi mengapa tanah warga dipagari pihak Bandara ? Bahkan saat ini sudah banyak yang ditimbuni karena sudah berjalan pembangunan di dalamnya. Seperti yang terjadi dibagian sebelah kanan jalanan masuk Bandara dan bagian timur. Sesuai gambar dan peta Bandara tanah warga sudah tertimbun karena sudah masuk pagar, tapi sampai sekarang belum dibayarkan. 

Padahal katanya kalau ada pembangunan milik pemerintah dan pasilitas umum maka lahan warga segera diganti untung. Termasuk katanya tidak ada yang bisa ada kegiatan pembangunan, jika pembayaran milik warga belum diselesaikan pemerintah. 

Hal inilah yang kami tuntut, agar lahan kami segera diselesaikan pembayaran nya, kami orang kecil dan sudah tua, mohon kami dibayarkan, kami tidak ingin mempersulit pemerintah sebagai junjungan kami, tapi tolong hak kami, beber ahli waris Mallang baru-baru ini. 

Kami punya lokasi sangat jelas, ada surat rincik dan riwayat tanah yang kami pegang, tidak ada orang lain yang kompleng, lokasi kami bersih, beber Suriadi bersama Maulana. Untuk menyelesaikannya kisruh Bandara yang berkepanjangan ini. Warga menilai pemerintahan sebelumnya dianggap gagal karena tidak bisa menghapus air mata pemilik lahan yang terkena perluasan Bandara saat itu. 

Untuk itu, bapak Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, diminta turun tangan atasi jeritan hati pemilik tanah yang belum terselesaikan sampai saat ini. Puluhan pemilik lahan menggantungkan nasibnya di lahan yang selama ini di tanami padi, jagung dan ubi, kini sudah masuk pagar Bandara.

"Duddin Kulle bersama pemilik lahan yang ada di Pao-Pao" Dengan latar belakang lahan yang sudah masuk pagar Bandara"

Apalagi selama ini sudah banyak pejabat di Maros bermasalah hukum karena tidak keadilannya kepada pemilik lahan yang sebenarnya. Kami sampai saat ini memegang rincik asli dan tanah kami sangat jelas pisisinya.

Kisruh lahan warga yang sampai saat ini masih menyisahkan tanda tanya adalah kasus pembebasan tanah warga yang terkena perluasan Bandara Sultan Hasanuddin, Kab Maros-Makasssar. Warga memohon kepada Gubernur Sulsel bisa merealisasikan bahwa tidak ada lagi warga yang berderai air matanya. Apalagi pemerintahan pak Presiden sekarang ini tak ingin ada hak warga yang terabaikan karena terkena proyek pemerintah, pasti dapat ganti untung, bukan lagi ganti rugi.

Warga pemilik lahan yang bersama di Baddo-Baddo dan Pao-Pao berharap banyak kepada Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah yang baru menjabat Satu tahun pemeri tahannya ini. Dimana pemeritahan sebelumnya hanya berjanji akan menyelesaikannya. Tapi sampai berakhir masa jabatannya Syahrul YL tidak membuat warga gembira, lantaran masih puluhan pemilik lahan tersisa belum selesai dibayarkan, pungkas Dg Mansyur, ahli waris dari Cindra.

Untuk itu, kami berharap banyak dan menitipkan harapan besar kepada Gubernur bapak Nurdin Abdullah agar secepatnya turun tangan dan melihat langsung lahan kami yang sudah dicaplok pihak Bandara dengan memegarinya. Kami masih memegang surat rincik asli pak, lahan kami juga sangat jelas posisnya yang ada di Pao-Pao dan Baddo-Baddo, bebernya kepada media ini. (Dir/KIN)

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top