PROGRAM KUR HANYA PENGOBAT TELINGA PETANI, PAK MENTRI PERTANIAN MANA JANJIMU ?
GOWA (MEDIA INDONESIA HEBAT) Ratusan anggota kelompok tani yang mengusulkan KUR sangat kecewa pelayanan BRI unit Bontonompo. Menyusul ditolaknya berkas kelompok tani yang tergabung di beberapa Desa yang ada di Kecamatan Bontonompo Kab Gowa.
Proposal kelompok tani hanya mandet saja, tak kunjung ada realisasinya dari pihak BANK. Pada hal, berkas lengkap, petani pun sudah berusaha keras melengkapi proposal sebagai mana pengsyaratan dari kementrian pertanian.
Namun hasilnya nihil, karena pihak BANK yang ditunjuk pemerintah untuk memberikan kemudahan kredit melalui KUR hanya bolak-balik saja dari kelompok tani ke ke BANK BRI ataupun BANK BNI. Bahkan ada BANK mengatakan bahwa tidak ada uang dititip pemerintah di BANK untuk KUR
Olehnya itu, sejumlah petani menuturkan kalau memang sulit janganlah kami dijanji-dijanji. Pemerintah sebaiknya buat program yang benar-benar bisa membuat rakyat gembira, saat ini kami menghadapi masa sulit, diperparah lagi Copid19 yang semakin membuat hidup rakyat terpuruk, beber Anggota kelompok tani yang ada di Desa Katangka.
KUR yang diprogramkan Dirjen Kementerian Pertanian RI yang tak kunjung direalisasikan, hanya pengobat telinga saja bagi petani. Berkas proposal dengan susahnya dikumpulkan hanya bolak-balik dari kordinator Kelompok Tani dengan BRI Unit Bontonompo, sampai disana ditolak dengan alasan tidak ada program KUR dari Mentri Pertanian disini, kami sudah KUR untuk rakyat tapi bukan dari menteri .
"Surat tugas Syawaluddin Rala yang mendapat mandat dari Dirjen Kementrian sepertinya tak bermakna Dimata BRI Unit Bontonompo" berkas kelompok tani tak mendapatkan tempat di BANK BRI unit Bontonompo, 5 proposal kelompok tani dikembalikan.
Hal ini lantaran proposal pengajuan KUR petani yang masuk di BRI unit Bontonompo terkesan dimain-mainkan pihak pegawai nya khususnya yang menangani KUR. Banyak alasan dan pertanyaan ketika berkas kelompok tani diajukan bahkan kami sudah dua kali mengambilnya disuruh perbaiki hanya karena tertulis Bank syariah. Setelah diperbaiki ada lagi alasan sehingga kami terpaksa mengambilnya dan sampai sekarang tidak ada realisasi.
Program ini tidak semuda apa yang dipaparkan sebelumnya, yang betul-betul ingin membantu petani. Kementerian pertanian digambarkan saat pertemuan antara perwakilan petani dengan pihak Bank sebagai instansi yang dititipi anggaran dari dirjen pertanian untuk disalurkan kepada Kelompok tani yang anggarannya sebesar Rp 50 juta per petani tanpa embel-embel katanya.
Para petani sangat berharap karena dengan mendapatkan KUR melalui kelompok tani, tentu lebih muda dan terarah. Apalagi kelompok tani ini dibentuk dan diketahui pemerintah setempat. Namun dalam perjalanan nya tidak semudah apa yang dibayangkan para petani. Karena pihak BANK BRI Bontonompi tidak memberi kemudahan bahkan cenderung mengada-ngada. Karena tidak patuhi apa kata pemerintah tentang bantuan kepada masyarakat petani.
Melalui Kordinator kelompoknya yang selama ini berbulan - bulan kumpulkan data petani mulai dari KK, KTP , surat nikah keterangan usaha bagi yang bermohon kini sudah selesai semua.
Namun setelah semua selesai, pihak BANK BRI sepertinya mengabaikan proposal kelompok tani yang sudah terkumpul itu. Bahkan pihak pegawai BRI Unit Bontonompo mengatakan itu tidak ada, ini yang dari BRI bukan dari kementrian. Kami disini sudah lama mengololah KUR, beber kordinator kelompok tani dengan kecewa menirukan jawaban salah satu pegawai BANK BRI unit Bontonompo, baru-baru ini.
Sejumlah anggota mengatakan kami sudah susah tapi dipersulit lagi, kami sudah siapkan semuanya, termasuk kopian ktp, KK, buat surat keterangan usaha dn kopi surat nikah dan nomor hp masing-masing petani tapi hasilnya seperti ini ujar para petani.
Ratusan berkas petani menumpuk dirumah koordinatornya diambil dari BRI kembali karena tidak kunjung diproses. Dengan berbagai alasanya bahkan pihak Survey dari BANK rupanya tidak menghargai kepada kordinator sebagai orang yang terdekat dari petani sejak awal dengan dian-diam ke lokasi tanpa ada pemberitahuan.
Kami kan yang tahu kelompok ini dan itu, seharusnya beri tahu dong agar kami bisa temani ke lokasi, karena Kamilah yang mengumpulkan berkasnya, ujar kordinator yang tak mau disebut namanya. Kami punya kelompok petani perempuan yang berjumlah 100 orang (KK). Mereka mau dulu karena dibilang tidak ada jaminan surat tanah dan mudah mendapatkannya.
Program Dirjen Kementrian dipermainkan pihak BRI Unit Bontonompo. Demikian halnya orang orang yang diberi mandat tugas dari Dirjen kementrian sarana dan prasarana seperti Sawaluddin Rala yang mengawal program KUR kepada kelompok tani. Demikian juga kepada Hasan Empo yang mendapat tugas yayasan insan cita dalam mengawal kelompok tani tersebut.
Dengan caranya sendiri, berkas kelompok Tani seperti nya tidak mendapatkan respon. Bolak balik dari kantornya dengan berbagai alasan, pastilah kami kecewa, Kami yang yang uber-uber pertanyaan dari petani, kami didatangi terus, ujar kordinator kelompok tani.
Harapan terbesar para Petani adalah ketika bisa cair KUR yang di ajukannya melalui Kelompok. Dianggap bisa maksimal hasilnya ketika nanti enam bulan baru kita bayar, makanya kami bersemangat karena ada waktu longgar diberikan yakni 6 bulan baru kita bayar lagi, pungkas para petani.
Namun pihak petani merasa heran karena hanya BRI Bontonompo saja yang mempersulit kelompok tani karena di BRI lain para petani khususnya yang mengajukan KUR tidak merasakan seperti ini. BERKAS KELOMPOK tani langsung diambil yang dikumpulkan ketua kordinatornya.
Kelompok seperti ini, kan ada basis massanya, apalagi kalau dari petani, kasian itu kalau tidak segera terwujud, harapannya untuk meningkatkan ekonomi keluarga karena berharap ada hasil yang ingin dicapai tapi kok dipersulit pihak BANK ?
Kelompok tani rencananya akan demo ke kantor BRI unit Bontonompo jika tak merealisasikan KUR yang diajukan Kelompok tani. Salah seorang pegawai BRI Unit Bontonompo ngotot mengatakan bahwa KUR ini sudah lama berjalan disini, dan bukan program dari kementrian, bebernya.
Seharusnya pimpinan BRI yang harus bertanggung jawab, kalau memang ini program kementrian janganlah ada kesan kelompok tani di persulit. Karena biasanya itu memang sudah ada anggaran yang diberikan kepada BANK untuk mengolah saja dan diberikan kepada masyarakat atau kepada kelompok tani yang bermohon. Sehubungan dengan masalah ini, kepala unit BRI Bontonompo berusaha dihubungi namun selulernya sedang tidak aktif sampai berita ini edar (TRI/MIH)
"Surat tugas Syawaluddin Rala yang mendapat mandat dari Dirjen Kementrian sepertinya tak bermakna Dimata BRI Unit Bontonompo" berkas kelompok tani tak mendapatkan tempat di BANK BRI unit Bontonompo, 5 proposal kelompok tani dikembalikan.
Hal ini lantaran proposal pengajuan KUR petani yang masuk di BRI unit Bontonompo terkesan dimain-mainkan pihak pegawai nya khususnya yang menangani KUR. Banyak alasan dan pertanyaan ketika berkas kelompok tani diajukan bahkan kami sudah dua kali mengambilnya disuruh perbaiki hanya karena tertulis Bank syariah. Setelah diperbaiki ada lagi alasan sehingga kami terpaksa mengambilnya dan sampai sekarang tidak ada realisasi.
Program ini tidak semuda apa yang dipaparkan sebelumnya, yang betul-betul ingin membantu petani. Kementerian pertanian digambarkan saat pertemuan antara perwakilan petani dengan pihak Bank sebagai instansi yang dititipi anggaran dari dirjen pertanian untuk disalurkan kepada Kelompok tani yang anggarannya sebesar Rp 50 juta per petani tanpa embel-embel katanya.
Para petani sangat berharap karena dengan mendapatkan KUR melalui kelompok tani, tentu lebih muda dan terarah. Apalagi kelompok tani ini dibentuk dan diketahui pemerintah setempat. Namun dalam perjalanan nya tidak semudah apa yang dibayangkan para petani. Karena pihak BANK BRI Bontonompi tidak memberi kemudahan bahkan cenderung mengada-ngada. Karena tidak patuhi apa kata pemerintah tentang bantuan kepada masyarakat petani.
Melalui Kordinator kelompoknya yang selama ini berbulan - bulan kumpulkan data petani mulai dari KK, KTP , surat nikah keterangan usaha bagi yang bermohon kini sudah selesai semua.
Namun setelah semua selesai, pihak BANK BRI sepertinya mengabaikan proposal kelompok tani yang sudah terkumpul itu. Bahkan pihak pegawai BRI Unit Bontonompo mengatakan itu tidak ada, ini yang dari BRI bukan dari kementrian. Kami disini sudah lama mengololah KUR, beber kordinator kelompok tani dengan kecewa menirukan jawaban salah satu pegawai BANK BRI unit Bontonompo, baru-baru ini.
Sejumlah anggota mengatakan kami sudah susah tapi dipersulit lagi, kami sudah siapkan semuanya, termasuk kopian ktp, KK, buat surat keterangan usaha dn kopi surat nikah dan nomor hp masing-masing petani tapi hasilnya seperti ini ujar para petani.
Ratusan berkas petani menumpuk dirumah koordinatornya diambil dari BRI kembali karena tidak kunjung diproses. Dengan berbagai alasanya bahkan pihak Survey dari BANK rupanya tidak menghargai kepada kordinator sebagai orang yang terdekat dari petani sejak awal dengan dian-diam ke lokasi tanpa ada pemberitahuan.
Kami kan yang tahu kelompok ini dan itu, seharusnya beri tahu dong agar kami bisa temani ke lokasi, karena Kamilah yang mengumpulkan berkasnya, ujar kordinator yang tak mau disebut namanya. Kami punya kelompok petani perempuan yang berjumlah 100 orang (KK). Mereka mau dulu karena dibilang tidak ada jaminan surat tanah dan mudah mendapatkannya.
Program Dirjen Kementrian dipermainkan pihak BRI Unit Bontonompo. Demikian halnya orang orang yang diberi mandat tugas dari Dirjen kementrian sarana dan prasarana seperti Sawaluddin Rala yang mengawal program KUR kepada kelompok tani. Demikian juga kepada Hasan Empo yang mendapat tugas yayasan insan cita dalam mengawal kelompok tani tersebut.
Dengan caranya sendiri, berkas kelompok Tani seperti nya tidak mendapatkan respon. Bolak balik dari kantornya dengan berbagai alasan, pastilah kami kecewa, Kami yang yang uber-uber pertanyaan dari petani, kami didatangi terus, ujar kordinator kelompok tani.
Harapan terbesar para Petani adalah ketika bisa cair KUR yang di ajukannya melalui Kelompok. Dianggap bisa maksimal hasilnya ketika nanti enam bulan baru kita bayar, makanya kami bersemangat karena ada waktu longgar diberikan yakni 6 bulan baru kita bayar lagi, pungkas para petani.
Namun pihak petani merasa heran karena hanya BRI Bontonompo saja yang mempersulit kelompok tani karena di BRI lain para petani khususnya yang mengajukan KUR tidak merasakan seperti ini. BERKAS KELOMPOK tani langsung diambil yang dikumpulkan ketua kordinatornya.
Kelompok seperti ini, kan ada basis massanya, apalagi kalau dari petani, kasian itu kalau tidak segera terwujud, harapannya untuk meningkatkan ekonomi keluarga karena berharap ada hasil yang ingin dicapai tapi kok dipersulit pihak BANK ?
Kelompok tani rencananya akan demo ke kantor BRI unit Bontonompo jika tak merealisasikan KUR yang diajukan Kelompok tani. Salah seorang pegawai BRI Unit Bontonompo ngotot mengatakan bahwa KUR ini sudah lama berjalan disini, dan bukan program dari kementrian, bebernya.
Seharusnya pimpinan BRI yang harus bertanggung jawab, kalau memang ini program kementrian janganlah ada kesan kelompok tani di persulit. Karena biasanya itu memang sudah ada anggaran yang diberikan kepada BANK untuk mengolah saja dan diberikan kepada masyarakat atau kepada kelompok tani yang bermohon. Sehubungan dengan masalah ini, kepala unit BRI Bontonompo berusaha dihubungi namun selulernya sedang tidak aktif sampai berita ini edar (TRI/MIH)
0 komentar :
Posting Komentar