Info update
Loading...
Kamis, 22 April 2021

Wakil Rakyat Desak Angkasa Pura I Salurkan CSR Bandara Tepat Sasaran Di Maros

 

Anggota DPRD Maros H Rusdi Rasyid. 
MAROS (MEDIA INDONESIA HEBAT) Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Maros dari Fraksi Partai Golkar H Rusdi Rasyid, mendesak PT Angkasa Pura I selaku perusahaan yang mengelolah Bandara Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros, agar program Corporate Social Rensponsibility (CSR) dialokasikan di Kabupaten Maros.
Rusdi menekankan, bahwa seluruh area Bandara Sultan Hasanuddin berada di wilayah Kabupaten Maros, sehingga adalah kewajiban bagi PT Angkasa Pura I (AP I) menyalurkan CSR ke wilayah yang paling terdampak sebagai wujud tanggungjawab social dan lingkungan.
Untuk masalah lingkungan, Rusdi menyarankan agar CSR Bandara tahun 2021 ini bisa berupa pengadaan mobil truk sampah compactor yang dihibahkan ke Kabupaten Maros.
“Kondisi persampahan di Maros saat ini sangat kritis. Setiap hari terproduksi sampah kurang lebih 250 ton, sedangkan yang bisa diangkut DLH (Dinas Lingkungan Hidup) hanya sekitar 30-40 ton saja. Sisahnya itulah yang terbengkalai dan berserakan. Kendalanya memang, karena Maros kekurangan mobil sampah,” kata Rusdi Rasyid.
Soal CSR ini, kata dia, tak hanya wajib dilakukan oleh AP I, tapi Semua industri yang ada di Maros, misalnya industri semen dan teh gelas, wajib mengalokasikan CSR.
“CSR tidak hanya menjadi kegiatan bersifat sukarela (voluntary), tetapi kegiatan CSR menjadi kewajiban (mandatory). Tiap perusahaan diwajibkan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang indstri yang berdampak pada lingkungan,” ucap Rusdi.
Selain itu, Rusdi juga menyarankan kepada pemerintah daerah Kabupaten Maros agar mengusulkan program CSR kepada seluruh industri yang ada di Maros untuk membantu mengatasi dampak lingkungan, terutama masalah sampah dan kebersihan lingkungan.
“Pemda harus pro aktif mengarahkan CSR semua industri agar disalurkan di Maros dan tepat sasaran. Selama ini, CSR Bandara tidak pernah dirasakan di Maros, karena dilakukan tanpa koordinasi, bahkan konon dialokasikan ke daerah lain yang tidak terdampak, pungkasnya. (Kadir Sijaya/Red/MIH)

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top